Asal Mula Palabuhanratu

Image result for Pelabuhan ratu

Kabar Sukabumi.News - Sisa terakhir pasukan banten telah dihalau. Jaya Antea sang pemimpin telah berkalang air - tubuhnya dilempar ke laut. Tetapi kisah belum selesai. Babak baru sesungguhnya baru saja dimulai. Pada saat pelarian itu, Nyi Purnamasari sedang hamil 5 bulan. Ki Kalang Sunda mencari tempat yang aman untuk junjungannya agar selamat selama persalinan. Ditemukanlah tempat yang bernama Babakan Cidadap, di sebuah mata air yang bernaung dibawah pohon dadap tak jauh dari sungai Cimandiri.

Sebenarnya di daerah ini telah ada penduduk asli setempat yang dipimpin seorang atau beberapa orang Puun (sebutan untuk kepala kampung). Saat itu Puun yang memimpin adalah Ki Saragosa, Ki Gandana, dan Ki Sanaya. Sehingga pada saat Nyi Purnamasari melahirkan, mereka dengan dibantu masyarakat setempatlah yang bergotong royong membantu persalinan. Bayi lahir sehat dan berjenis kelamin perempuan. Kemudian diberi nama Nyi Mayang Sagara.

Image result for nyai purnama sari

Kedatangan Nyi Purnamasari membawa berkah tersendiri bagi Cidadap. Cidadap tumbuh menjadi pelabuhan ramai, dan penduduknya kian berkembang. Para Puun kemudian sepakat mengangkat Nyi Purnama Sari menjadi Puun Nyi Ratu Purnamasari. Itulah kali pertama kata Ratu dipergunakan. Namun ekonomi yang meningkat juga memancing kedatangan bajak laut (bajo) yang terkenal ganas yang kala itu datang dari Nusa Barung, Jawa Timur. Dua kali mereka datang, dua kali para bajo ditaklukkan. Kepemimpinan Nyi Ratu terbukti berhasil mengamankan dan memakmurkan wilayah ini. Sehingga nama Cidadap makin berkibar saja.

Sebagaimana tradisi karuhun, pada masa keemasan Cidadap, Nyi Ratu mengambil keputusan untuk melakukan tapa. Lokasi yang dipilih adalah desa Cicareuh Kecamatan Warungkiara sekarang. Sedangkan kekuasaan sementara dipegang oleh ketiga Puun semula. Sedikit terjadi kemunduran pada saat Cidadap ditinggalkan Nyi Ratu. Untuk menggairahkan kembali perdagangan di Cidadap, maka lokasi pelabuhan di pindahkan ke seberang sungai Cimandiri, dimana sekarang berdiri tempat pelelangan ikan.

Sejalan dengan beranjak dewasanya Nyi Mayang Sagara, maka ketiga Puun sepakat menyerahkan kembali tampuk pimpinan kepada beliau yang kemudian bergelar Nyi Ratu Kidul. Kemudian nama pelabuhan (dalam bahasa Sunda: Palabuan)  pun diganti menjadi Palabuan Nyi Ratu. Lidah urang Sunda menyingkatnya menjadi Palabuan Ratu. Tata bahasa sekarang menjadikannya Palabuhanratu.

Image result for Pelabuhan ratu

Nyi Ratu Kidul kemudian menikah dengan RAHYANG BAGUS SANGGA LARAPAN, turunan bangsawan Pakuan Gunung Tambaga. Pada masa ini Palabuhanratu mencapai masa keemasannya. Wilayahnya terbentang dari lebak sampai Gebang Kuning Garut.Setelah itu sejarah tak mencatat apapun mengenai Palabuhanratu. Hanya kenangan bahwa wilayah ini pernah diperintah dua ratu, sehingga nama Lara Kidul (dua Ratu Kidul) kemungkinan berasal dari masa ini. 

Hari ini, nama Nyi Roro Kidul boleh jadi lebih populer. Walaupun Tokoh terakhir lebih dikaitkan dengan mitos penguasa laut selatan yang berkaitan kesultanan Yogyakarta. Kenapa hari ini memori penduduk Palabuhanratu seolah begitu gelap terhadap asal usulnya? Kemungkinan ada semacam mata rantai yang terputus karena terjadinya bencana alam yang dahsyat menimpa Palabuhan ratu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.